Archive for the ‘Suzuki’ Category

Strategi Menaikkan Kelas

Posted: Desember 18, 2009 in bisnis, Honda, Suzuki, Yamaha

Produk versi baru dari motor jenis lama kini tak hanya mengubah tampilan bodi, tapi juga menambah isi mesin.

ADA satu hal menarik saat PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) meluncurkan New Jupiter Z di Jakarta, Senin (30/11) lalu. Menarik bukan dari sisi prosesi peluncurannya–yang notabene mirip-mirip dengan prosesi peluncuran produk motor baru lainnya, melainkan menarik dari segi perubahan yang ditawarkan produk baru itu.

Umumnya kehadiran suatu motor baru beberapa tahun terakhir masih berkutat di sekitar perubahan tampilan saja. Sebut saja di sektor desain bodi, mulai bentuk lampu depan, panel spidometer, front flasher, cover handle, hingga lampu belakang.

Tapi kini ada tren lain. Strategi baru berupa penambahan kapasitas mesin sedang coba ditawarkan para perusahaan pemegang merek sepeda motor. Tak banyak-banyak memang, paling banyak penambahan itu hanya 10 cc. Misalnya dari motor 100 cc dinaikkan menjadi 110 cc, atau dari 110 cc di-upgrade menjadi 115 cc.

New Jupiter Z yang kini mengusung mesin 113,7 cc (115 cc) dari sebelumnya 110 cc sebetulnya bukan motor pertama yang kelas cc-nya dinaikkan. Setahun lalu pada gelaran Jakarta Motorcycle Show 2008, Yamaha sudah lebih dulu meluncurkan Yamaha Vega ZR yang merupakan penyempurnaan Yamaha Vega berkapasitas 110 cc. Persis seperti Jupiter, Yamaha Vega yang baru ini naik dari 100 cc menjadi 113,7 cc.

Di waktu yang berbeda, PT Astra Honda Motor (AHM) juga melakukan hal yang sama. Berbeda dengan peluncuran bebek sebelumnya yang sebatas facelift, kali ini AHM menyiapkan motor bebek dengan kapasitas lebih besar daripada pendahulunya. Honda Revo yang tadinya hanya 100 cc dinaikkan menjadi Honda Absolute Revo dengan mesin 110 cc.

Apa sebenarnya yang diharapkan pabrikan dengan penambahan kapasitas mesin yang cuma secuil itu? Mohammad Masykur, Manager Model Planning Development R&D Division YMKI, menyebut tenaga, torsi, dan akselerasi menjadi pertimbangan.

Pada New Jupiter Z misalnya. Dengan kapasitas mesin yang baru, kini tenaga dan torsi maksimum bisa diperoleh pada putaran yang lebih rendah, bahkan sampai 500 rpm di bawah mesin yang lama. “Akselerasinya lebih cepat 0,1 detik untuk 0-100 meter. Kecepatan maksimum juga naik dari 88 menjadi 95 km/jam,” jelasnya.

Strategi life cycle

Yang tak kalah menarik, dengan meluncurkan motor upgrade ini pabrikan sampai berani menghentikan (discontinue) produk lamanya. Sebuah strategi yang cukup berani mengingat sebetulnya motor-motor lama yang di-discontinue itu, seperti Honda Revo dan Yamaha Jupiter Z, sama-sama merupakan penguasa di kelas motor cubs di Indonesia.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI), selama kurun waktu 2008, Revo 100 cc mampu mencatat penjualan 1.196.418 unit. Jupiter Z versi lama mencatatkan raihan angka penjualan sebanyak 564.593 unit atau 38,8% market share kelas motor menengah.

Honda, melalui Direktur Pemasaran AHM yang kala itu dijabat Johannes Loman, beralasan mereka sengaja menyetop produksi Honda Revo versi lama dan Supra Fit X yang sama bermesin 100 cc karena ingin memperkuat segmen di atasnya, yaitu kelas bebek di bawah 125 cc.

“Dengan kehadiran Honda Absolute Revo, kami optimistis mampu menguasai 62% pasar kelas bebek di bawah 125 cc pada 2009, naik dari 2008 yang sebesar 56%,” ujarnya.

Alasan Vice President Director YMKI Dyonisius Beti, peluncuran Jupiter Z baru dan penghentian produksi versi lama ini terkait dengan strategi life cycle yang diusung Yamaha. Strategi yang meyakini bahwa suatu produk sepeda motor biasanya memiliki rentang waktu 3-5 tahun.

Artinya setelah memasuki tahun ketiga, sepeda motor Yamaha dituntut melakukan perubahan. Baik itu sekadar perubahan eksterior ataupun dalam bentuk perubahan keseluruhan mulai desain hingga mesin. “Peluncuran ini sudah on schedule, pada 2004 lalu diluncurkan generasi pertama Jupiter, lalu minor change di 2007. Kini 2009 perubahan total dilakukan pada Jupiter Z,” jelasnya.

Meski mengaku belum akan melakukan hal yang sama, Edi Darmawan 2w Marketing Promotion & Dealer Development PT Suzuki Indomobil Motor menilai tren peningkatan cc suatu sepeda motor seperti ini tentu dilandasi kebutuhan konsumen itu sendiri. Kini banyak konsumen khususnya anak muda memilih motor berkapasitas tinggi dengan harapan dapat memperoleh performa baik. “Barangkali itu salah satu alasan pabrikan menaikkan cc produk motornya.”

Persoalannya, naiknya cc sudah pasti diikuti kenaikan harga. Artinya, lagi-lagi konsumen dipaksa merogoh kocek mereka lebih dalam. Lalu, ke mana akan larinya konsumen yang tidak mampu mengikuti strategi dan kemauan produsen?

Suzuki Skydrive hmm..

Posted: Juni 22, 2009 in Suzuki

Otoplus With Suzuki Skydrive Dynamatic04SKUTIK yang diambil dari konsep SD-01 dan SD-02 yang pernah muncul dalam ajang Jakarta Motocycle Show 2008 lalu, konon bakal menjadi pesaing yamaha Mio Soul yang kini adem ayem berada di posisi puncak pasar skutik tanah air.

Melalui keunggulan desain futuristik yang aerodinamis serta didukung performa mesin 125 cc yang irit dikelas-nya, 1 liter BBM bisa menempuh jarak 41 km,   skydrive Dynamatic ditujukan bagi remaja smart dari kalangan mahasiswa dan mereka yang berjiwa muda, menyukai tantangan dan petualangan ‘Suzuki Skydrive Dynamatic ini kami tujukan bagi orang-orang muda yang berani dan tidak ragu menghadapi tantangan,” ucap Morio Omanyuda Department Head Marketing Suzuki disela-sela peluncuran skutik ini di Senayan, Jakarta.

Karakter tegas dan meruncingDimensi skutik ini sedikit lebih besar dan berotot dari saudara kandungnya Suzuki “Spin”, melalui di mensi panjang 1.900 mm, lebar 655 mm, tinggi 1.050 mm, serta berat 108 kg, skydrive stabil dan mudah diajak bermamanuver di jalan perkotaan.  Soal penampilan , skydrive dynamatic  punya karakter sendiri dan terlihat lebih sporty, seperti tampilan depan yang mengandalkan desain multi reflector headlamp yang besar dan menyatu, terlihat ambisius bila dibandingkan skutik sejenis.

Begitu pula dengan lekukan bodi tajam bentuk  ramping ala motor sport.
Di buritan, aerodynamic rear lamp yang disematkan dikombinasi Lampu belakang menyiku dan memanjang mendongkak tampilan skutik ini telihat beda dari skutik yang pernah ada dan berkesan sangat futuristik. 

Untuk kaki-kaki, pijakan depan Suzuki Skydrive Dynamatic dibekali suspensi teleskopik pegas ulir. Dan di belakang diaplikasikan suspensi lengan ayun pegas ulir. Sedangkan putaran roda keaspal di kawal pelek ring 14 inchi, putaran roda depan dikawal rem cakram dan  ban belakang cukup diandalkan rem tromol.

Suzuki Thunder 250 Jadi GSX

Posted: Juni 22, 2009 in Suzuki

Thunder 250 cc tahun 2001 (14)

SOSOK Suzuki GSX-R 1000 yang gagah dan kekar sebagai tunggangan  pembalap Mat Mladin peraih lima kali berturut turut di ajang balap AMA Superbike Champhionship 2005, meluruhkan niat Boby  untuk merubah konsep awal modifikasinya. 

 Upaya merubah sepeda motornya terkendala, saat ia mengalami kesulitan menemukan buildier yang jago mengupgarde sepeda motor di kota tempat tinggalnya di Kupang, NTT.  Hingga suatu hari ia dikenalkan rekannya dan merujuk pada bengkel modifikasi ternama di Selatan Jakarta, Tauco Custom  Komunikasi antar kawat terjalin dan menjadi pertemanan.  Thunder 250 cc tahun 2001

Setelah negoisasi ala kekeluargaan dan mencapai kata sepakat,  Suzuki Thunder 250cc tahun 2001 diboyong ke bengkel TC yang  terkenal  seni modifikasi platnya. Proses pengerjaan dilakukan detail berdasarkan sket foto Suzuki GSX yang banyak tersebar di web dan internet.  Bodi Thunder segera dilucuti dan dipakaikan  baju baru dari bahan plat galvanis 0,8mm.

Thunder 250 cc tahun 2001 (5)Cover samping, tangki, buritan hingga knalpot dibuat sama dengan lekuk-lekuk motor GSX, termasuk pemasangan winseld dan headlamp yang dicomot dari lampu moge suzuki haya busa. Panel indikator berlabel kaso digital yang terpasang di tengah stang custom menambah kental aura Superbike.

Melirik kebawah, untuk menyepurnakan kamuflase, swing arm diracik khusus model banana dengan celah serta dilengkapi sparboart kolong, peredam kejut buritan dibuat monosock dan sebagai suspensi dicomot kepunyaan Suzuki satria sedangkan tulang kaki depan di custom lebih berotot menyesuaikan bodi baru kekar Thunder.   Thunder 250 cc tahun 2001 (2)

Putaran roda dikawal  pelek variasi Tiger RGV “17 inci dibalut karet bundar berlabel Delitire ukuran 110.70”17 depan dan 140.70”17 belakang.  Sebagai piranti keamanan, roda depan-belakang dikawal rem cakram. Semprotan Cat kambinasi biru putih dan sriping Suzuki GSX-R 1000 di bodi Thunder sebagai tahap akhir pengerjaan. Modfikasi yang menelan biaya Rp 40 juta ini  seusai dengan harapkan Boby, superbike kekar dengan suara mesin yang meletup-letup.

Data Modifikasi:

Spedometer    : Kaso digital
Spion        : CBR 150
Kaca windsield    : Ninja 150 RR
Headlamp    : Suzuki Hayabusa
Stoplamp    : Yamaha Jupiter MX
Stang         : Tauco Custom
Bodikit set    : Plat Galvanis 0,8 mm by Tauco custom
Pelek depan/blkg : Variasi tiger RGV “17     
Ban depan     : Delitire 110.70”17
Ban belakang    : Delitire 140.70”17
Swing arm    : Tauco custom
Monosok     : Suzuki satria
Foot pag    : Yoshimura.