Romansa Tren Motor Trail di Indonesia

Posted: Juni 17, 2009 in Kawasaki, Suzuki, unik, Yamaha

SEORANG pria berambut gondrong dan tidak tersisir rapi dengan gagah mengendarai motor trail, Suzuki TS 100. Celana jeans biru sobek yang dikenakannya, menambah kesan jiwa anak muda yang bebas. Anak muda itu bernama Troy. Seorang superstar di dunia balap motorcross, keahliannya mengendarai motor trail membuat dirinya menjadi pusat perhatian para wanita.
2008_01_08_bikepics-1141108-800 Sosok pria itu nampak jelas dalam film lawas Indonesia berjudul Roda-Roda Gila (1977). Sosok Troy yang diperankan aktor Roy Marten ternyata mampu membius penonton di era itu. Banyak anak muda mencontoh penampilan sang aktor, mulai dari gaya berpakaian hingga sepeda motor yang dikendarai Roy dalam film tersebut.

Tidak hanya di film itu sosok motor trail diperlihatkan ketangguhannya. Banyak film-film nasional pada tahun 1980-an juga menyuguhkan tontonan aksi-aksi kehebatan sebuah motor trail, sebut saja, Ali Topan Anak Jalanan (1977), dan beberapa film yang dilakoni ikon film laga, Barry Prima pada masa kejayaannya itu.

Tak ayal lagi, jenis sepeda motor trail menjadi motor idaman para anak muda. Komunitas anak muda pengendara motor trail pun bermunculan. Produsen sepeda motor seperti Suzuki, Yamaha, dan Kawasaki pun mengambil keuntungan dari tren motor anak muda tersebut.
Seperti pabrikan berlambang garpu tala (Yamaha) menjagokan produk trailnya, DT 100 dan 125. Seakan tak mau kalah dengan Suzuki, dan Yamaha, Kawasaki pun juga ikut meramaikan pasar dengan KE 125-nya. Ketiga produk motor yang diluncurkan pada era 1980-an itu, memiliki satu kesamaan dalam spek teknologi. Ketiganya masih mengandalkan tenaga mesin 2tak.

kwas
Kekuatan motor-motor trail lawas tersebut juga sangat memukau, sebut saja Suzuki TS 100 yang diproduksi pada 1977. Mengandalkan mesin satu silider dengan 5 percepatan, motor ini mampu menembus top speed hingga 110 km/jam. Sementara untuk Yamaha DT 125 mampu menghasilkan tenaga 13 horse power (HP) atau mampu mencapai kecepatan penuh 105 km/jam.

*Trail Berjaya*

Era tahun 1980-an menjadi puncak kejayaan motor trail di pasar otomotif nasional. Romansa itu kembali dikenang oleh salah seorang pengemar motor trail, Tato Sapoetro (53). “Walaupun harga motor trail lebih mahal dibanding motor jenis lainnya, tapi juga gengsinya saat itu lebih gede,” kenang pria yang dikenal sebagai bapaknya klub Suzuki itu.

Menurutnya saat itu persaingan motor enduro yang paling ketat adalah antara Yamaha dan Suzuki. Hal itu juga dibenarkan oleh mantan manajemen Yamaha, Heri Setianto. Pria ramah yang bergabung dengan Yamaha pada 1978 itu sempat merasakan hingar bingar tren motor trail.
Heri menuturkan saat itu ajang balap motorcross menjadi wadah para pencinta motor berjenis trail di Indonesia. Namun seiring perjalanan waktu, tren sepeda motor dual purpose itu kembali redup.

Memasuki era 1990-an hingga 2000 ajang kompetisi motorcross kembali tidak bergairah, diduga menjadi salah satu penyebabnya. “Sekarang mencari tanah kosong untuk pertandingan motorcross sulit, banyak tanah lapang telah dibangun menjadi daerah pemukiman atau perumahan,” kata Heri.
Kini komunitas trail perlahan kembali nampak, tapi dengan cap yang berbeda. Jika pada era tahun 1980-an, penyuka motor trail datang dari semua kalangan. Sekarang pengendara jenis motor khusus medan berat ini hanya diminati kalangan orang-orang berduit atau dari kalangan menengah ke atas.

Hal itu patut dimaklumi karena tidak ada pelaku motor nasional menyediakan motor jenis ini, para peminat motor trail harus membelinya secara impor. Misal saja motor dari pabrikan Austria KTM yang memiliki jenis motor trail beragam itu dibandrol dengan harga di atas motor biasa. Harga termurah motor KTM sekitar Rp 45 juta, hingga paling mahal bisa mencapai Rp 300 juta.

Tapi sekarang penggemar trail tak perlu bersusah payah mencari sampai ke luar negeri segala karena salah satu pelaku otomotif roda dua nasional yaitu PT Kawasaki Motor Indonesia saat ini sudah meluncurkan motor trail. Tapi apakah tren motor trail bisa kembali muncul? Masih patut dipertanyakan, karena menilik hanya satu pabrikan saja yang berani bermain di pasar motor trail.

foto trail

Komentar
  1. axial berkata:

    yg lupakan honda XL 125 dan XL 125s ,,, ayah saya pakai motor2 itu waktu muda dulu,, mantap katanya… sampai sekarang tinggal XL 125s saja yg msh disimpan oleh beliau….

  2. streamliner berkata:

    ada lg yg terlupakan..
    Yamaha YT115, enjin 2 tak
    power 16dk, msh diproduksi ampe 2005.

    TS125 ada 2:
    versi indonesia 2 tak, 13dk/7000 r/min.
    versi AS n Jepang 4 tak dohc
    22dk/9500.

  3. untung aji pramono berkata:

    trail forever sampai sekarang saya tetap setia dengan dt 100 79 jadul ttul betul mantafapi be

Tinggalkan komentar